FAKTAIDN - Seba Baduy merupakan bagian dari silaturahmi yang didalamnya terdapat acara sakral yang dilaksanakan masyarakat baduy dalam dan baduy luar yang tinggal di Desa Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Sebelumnya, acara seba baduy dilaksanakan secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak akibat adanya pandemi Covid-19 hampir 2 tahun terakhir.
Bahkan tidak kurang dari 200 orang warga baduy yang mengikuti seba ketika itu karena anjuran pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan untuk mecegah merebaknya Covid-19.
Baca Juga: Puluhan Tahun Jalan Akses ke Kotabumi Rusak, Pemkab Lampung Utara Cuek
Tahun 2023 setelah pemerintah resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terkait pandemi Covid-19 yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers-nya di Istana Negara, Jakarta 30 Desember 2022 lalu.

Akhirnya, kemeriahan acara seba dapat kembali dirasakan oleh 1.224 masyarakat baduy luar dan dalam serta masyarakat sekitar yang ikut menyaksikan tradisi tersebut yang digelar dari tanggal 28 sampai 30 April 2023 dimulai dengan masyarakat Baduy bersilaturahmi pada bupati Lebak, bupati Pandeglang, Gubernur Banten dan terakhir bupati Serang.
Dalam acara seba tidak terlepas dari buah tangan yang dibawa oleh masyarakat baduy berupa hasil bumi terdiri dari beras, pisang, gula merah, perkakas masak, laksa dan lainnya.
Seba baduy tahun ini disebut sebagai seba gede (seba besar). Perbedaan seba gede dan seba letik (seba kecil) terletak pada ritual seba dan perlengkapan peralatan dapur yang dibawa saat seba gede berlangsung.
"Seba gede dilaksanakan bergantian selang satu tahun sekali, bedanya seba geda yaitu pertana dari aturan ritual sebanya, kedua perlengkapan kelengkapan perabotan (peralatan) dapur yang dibawa, kalo seba kecil tidak pakai perabotan dapur," kata ayah Mursid, warga baduy dalam saat ditemui di Gedung Negara Provinsi Banten, Sabtu malam 29 April 2023.
Acara inti ritual seba Baduy dilaksanakan di Gedung Negara Provinsi Banten yang dihadiri langsung Penjabat Gubernur Banten Almuktabar (bapa gede) dan jajarannya. Adapun penyampaian pesan-pesan secara lisan atau disebut sebagai Murwa Seba disampaikan oleh Jaro Tanggungan 12.
Ayah Mursid selaku warga baduy dalam menyampaikan, pesan yang disampaikan oleh jaro tanggungan 12 pada intinya adalah masyarakat baduy ingin hidup rukun, damai, tentram sesuai keimanan mereka, subur makmur, alam serta lingkungan sama-sama dijaga serta nilai-nilai budaya leluhur terus terjaga dan terpelihara.
"Seperti pesan yang sudah disampaikan oleh Jaro tanggungan 12, kami ingin hidup rukun, damai, tentram, subur makmur, menjaga keimanan, menjaga alam, lingkungan dan nilai-nilai budaya luhurnya terjaga dan terpelihara," terangnya.
Artikel Terkait
Rutin Jelang Lebaran, Chandra Asri dan Kemitraan Masyarakat Bagi-bagi Santunan Yatim dan Dhuafa
Tradisi Sungkeman Jawa, Begini Ucapan Saat Sungkem di Hari Lebaran Idul Fitri Beserta Artinya
Wisatawan Serbu Pantai Carita di Hari Kedua Lebaran, Pengelola Sampai Tutup Gerbang 2 Kali Karena Overload
Hari Kedua Lebaran, Jalur Menuju Pantai Anyer Dipadati Kendaraan Wisatawan, Polisi Berlakukan One Way
Puluhan Tahun Jalan Akses ke Kotabumi Rusak, Pemkab Lampung Utara Cuek